Pengurus
Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah mengagendakan Musabaqah Tilawatil
Qur’an (MTQ) tingkat internasional 3-5 Juli mendatang di Pontianak,
Kalimantan Barat. Perhelatan yang digelar melalui Pengurus Pusat
Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffazh (JQH) ini akan diikuti 1500 peserta dari
11 negara ASEAN. Dewan juri sebagian didatangkan dari Mesir, Iran, dan
Qatar.
Menurut Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, MTQ adalah ajang yang lahir murni dari NU sejak tahun 1962. Di kemudian hari, Kementerian Agama mengadopsi tradisi ini dan menjadikannya sebagai bagian dari program pemerintah.
“Tapi apapun itu, kita akan syi’arkan Islam secara ramah melalui MTQ tingkat internasional ini,” tegasnya.
Ketua Umum JQH KH Muhaimin Zein menjelaskan, sebelum MTQ internasional dimulai, akan diadakan MTQ nasional sebagai ajang seleksi dan penghargaan bagi kader-kader qur’ani di pesantren. “Kami sudah instruksikan kepada setiap wilayah untuk mengutus 40 delegasi lomba yang diambil dari pesantren-pesantren,” tuturnya, dimuat laman NU, Senin (09/04/2012).
JQH akan mengadakan proses penjaringan secara bertahap mulai 20 Juni. Peserta terbaik, baik putra maupun putri, dari tiap wilayah akan menjadi duta dalam MTQ Nasional yang digelar selama 3 hari sebelum MTQ Internasional. Babak final dilaksanakan di lima kota; di Surabaya, Banjarmasin, Medan, Makasar, dan Mataram.
Mereka yang sudah pernah menjadi juara internasional tidak diizinkan mengikuti lomba ini.
Muhaimin menambahkan, beberapa kategori lomba merupakan kategori baru yang tidak diperlombakan dalam MTQ yang diadakan pemerintah, seperti qiroah sab’ah. Selain itu, MTQ digelar dua tahun sekali pada tahun genap agar tidak berbarengan dengan penyelenggaraan MTQ pemerintah yang digelar pada tahun ganjil.
“Ini sebagai upaya pembinaan supaya tidak monoton, yang dilombakan itu-itu saja,” paparnya.
Selain itu, juga akan digelar kegiatan pendukung, berupa nafas qur’ani yang terdiri dari Operet Qur’ani tingkat remaja dengan tema cerita berdasarkan kisah-kisah dalam al Qur’an dengan pementasan maksimal 15 menit. Juga ada lomba melukis Qur’ani dengan tema lukisan berdasarkan ayat-ayat suci Al Qur’an berbentuk lukisan gambar, bukan kaligrafi, dan lomba Nasyid dengan lagu wajib mars Jamiyyatul Qurro wal Huffadz.
Kegiatan ini diselenggarakan secara serentak di 25 kota besar di Indonesia. Masing-masing kota akan menentukan peserta terbaik dari tiap jenis lomba menuju babak final.
Acara MTQ ini sekaligus merupakan kongres JHQ sebagai wahana permusyawaratan tertinggi organisasi untuk mempertanggung jawabkan kepengurusan lama, memilih pengurus baru dan membuat program organisasi.
Sementara itu, pihak pemerintahan daerah Kalimantan Barat sudah menyanggupi menjadi tuan rumah dalam perlombaan ini. Rencannya, di sela perhelatan pemda telah menyusun sejumlah acara untuk semakin memeriahkan MTQ.
“Gubernur sudah menyanggupi, dan siap menjadi tuan rumah berikut konsekuensinya,” kata Kepala Biro Kesejahteraan Sosial Kalimantan Barat Susanto Tri Nugroho.
Menurut Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, MTQ adalah ajang yang lahir murni dari NU sejak tahun 1962. Di kemudian hari, Kementerian Agama mengadopsi tradisi ini dan menjadikannya sebagai bagian dari program pemerintah.
“Tapi apapun itu, kita akan syi’arkan Islam secara ramah melalui MTQ tingkat internasional ini,” tegasnya.
Ketua Umum JQH KH Muhaimin Zein menjelaskan, sebelum MTQ internasional dimulai, akan diadakan MTQ nasional sebagai ajang seleksi dan penghargaan bagi kader-kader qur’ani di pesantren. “Kami sudah instruksikan kepada setiap wilayah untuk mengutus 40 delegasi lomba yang diambil dari pesantren-pesantren,” tuturnya, dimuat laman NU, Senin (09/04/2012).
JQH akan mengadakan proses penjaringan secara bertahap mulai 20 Juni. Peserta terbaik, baik putra maupun putri, dari tiap wilayah akan menjadi duta dalam MTQ Nasional yang digelar selama 3 hari sebelum MTQ Internasional. Babak final dilaksanakan di lima kota; di Surabaya, Banjarmasin, Medan, Makasar, dan Mataram.
Mereka yang sudah pernah menjadi juara internasional tidak diizinkan mengikuti lomba ini.
Muhaimin menambahkan, beberapa kategori lomba merupakan kategori baru yang tidak diperlombakan dalam MTQ yang diadakan pemerintah, seperti qiroah sab’ah. Selain itu, MTQ digelar dua tahun sekali pada tahun genap agar tidak berbarengan dengan penyelenggaraan MTQ pemerintah yang digelar pada tahun ganjil.
“Ini sebagai upaya pembinaan supaya tidak monoton, yang dilombakan itu-itu saja,” paparnya.
Selain itu, juga akan digelar kegiatan pendukung, berupa nafas qur’ani yang terdiri dari Operet Qur’ani tingkat remaja dengan tema cerita berdasarkan kisah-kisah dalam al Qur’an dengan pementasan maksimal 15 menit. Juga ada lomba melukis Qur’ani dengan tema lukisan berdasarkan ayat-ayat suci Al Qur’an berbentuk lukisan gambar, bukan kaligrafi, dan lomba Nasyid dengan lagu wajib mars Jamiyyatul Qurro wal Huffadz.
Kegiatan ini diselenggarakan secara serentak di 25 kota besar di Indonesia. Masing-masing kota akan menentukan peserta terbaik dari tiap jenis lomba menuju babak final.
Acara MTQ ini sekaligus merupakan kongres JHQ sebagai wahana permusyawaratan tertinggi organisasi untuk mempertanggung jawabkan kepengurusan lama, memilih pengurus baru dan membuat program organisasi.
Sementara itu, pihak pemerintahan daerah Kalimantan Barat sudah menyanggupi menjadi tuan rumah dalam perlombaan ini. Rencannya, di sela perhelatan pemda telah menyusun sejumlah acara untuk semakin memeriahkan MTQ.
“Gubernur sudah menyanggupi, dan siap menjadi tuan rumah berikut konsekuensinya,” kata Kepala Biro Kesejahteraan Sosial Kalimantan Barat Susanto Tri Nugroho.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar